Berhijab itu tren atau kewajiban ?


Minggu, 14 Juli 2013


Hijab, Right choice of my life - www.zedge.net

Bila berdiskusi mengenai bulan Ramadhan, sepintas terbersit di benak kita, Ramadhan adalah bulan penuh ampunan, Ramadhan adalah bulan yang dinanti – nanti datangnya oleh umat muslim seluruh dunia. Anak – anak pun mempunyai artian tersendiri akan Ramadhan, ‘satu bulan penantian ngedapetin THR dari para orang tua’, dan bagi saya ramadhan adalah bulan sejuta hikmah. 

Salah satu hikmahnya, jumlah Jilbabers diluar maupun di dalam kampus semakin bertambah. Semoga niatnya dipakai bukan hanya sampai ujung ramadhan saja. Tetapi sayangnya, ada jilbabnya sudah bagus dengan mudahnya di pakai dan di lepas sesuka hati. Ada jilbabnya yang pas tapi (maaf) bajunya agak sedikit ketat. Yang paling sering ketika saya pesiar, seperti diangkot saja misalnya. Ada jilbabnya sudah bagus, tapi terlalu tipis, inilah yang paling sering ditemukan.

Jadi berjilbab yang baik dan sesuai dengan aturan Islam itu gimana sih ?

Berjilbab pada dasarnya untuk menutup aurat, mungkin sudah sering di wanti – wanti oleh para guru ngajinya dulu, yang boleh terlihat yaa, cuma lingkaran sekitar wajah dan telapak tangan. Tapi tentunya bukan hanya menutup aurat saja, termasuk juga lekuk tubuh seorang wanita. Tidakah kalian tahu wahai kaum hawa, keadaan visual tersebut dapat ‘mengundang’ dan memancing tanduk setan para lelaki muncul sedikit demi sedikit dari kepalanya. Tapi bisa jadi ada juga yang memang sengaja agar di sanjung dan ingin menjadi objek perhatian.

Seiring dengan perkembangan zaman, dari peradaban dulu ke peradaban sekarang, nilai dan makna dari jilbab pun ikut terpengaruhi. Yang dulunya adalah kewajiban, semakin pudar hingga kepada definisi ‘hanya sekedar fashion’. Ditambah lagi yang menguasai industri jilbab dan pakaian sekarang kebanyakan dari kalangan bukan muslim.  

Memang pengendalian mutu sangat diperhatikan, terlebih dari sisi kualitas bahan dan nilai modisnya. Karena terlalu terfokus kepada aneka ragam model yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen, jadinya  bentuk jilbab yang seharusnya, jadi ikut diotak – atik. Jangan aneh, apabila banyak dijual model – model jilbab yang variatif tetapi memiliki bahan kain tipis, apalagi diiming – imingi dengan harga diskon yang memikat. Perempuan mana yang tahan dengan super-diskon yang ditawarkan ? apalagi terpampang disana tulisan “BIG SALE” nya.

Saya rasa patut disesalkan, hasilnya banyak jilbabers yang jilbabnya tipis – tipis. Seperti hal yang “useless”, tidak berguna. Rambutnya masih keliatan, bentuk daun telinganya masih tercetak jelas. Bisa jadi 20 tahun yang akan datang, jika perbandingan 8 dari 10 muslimah, meng-iya-kannya, akan keluar di pasaran model jilbab transparan mengadopsi dari setelan cosplay kartun ala jepang.

Selain itu, yang berpengaruh juga adalah adanya kecenderungan pengalihan agama menjadi budaya. Spesifiknya pada hakikat memakai jilbab itu sendiri. 

Pada awalnya mereka mengerti, memakai jilbab itu adalah suatu keharusan dan perintah agama, yang ditakutkan itu, pengetahuan ini yang tidak dipahami secara mendalam oleh mereka. Kemudian masuklah berbagai macam tren jilbab masa kini. Jarang saya temukan wanita yang tidak peduli pada masalah tren penampilannya, jadi banyak juga yang terdoktrinasi memakai jilbab adalah karena fashion. Selanjutnya, tren jilbab yang tadinya populer pun berubah sehingga andaikata tren jilbab yang kemarin itu dianggap sudah kuno. Alhasil, ada wanita yang dengan mudahnya melepas jilbabnya, beralasan “gak mau ketinggalan tren masa kini” karena berpikir meninggalkan budaya tren itu ringan. Meninggalkan budaya itu tidak seberat meninggalkan agama. That’s too terrible, sangat mengerikan.

Di Indonesia, pendapat saya yang turut berperan membawa pengaruh buruk adalah sinetron. Penampilan para pemainnya yang terkadang juga yang berpakaian alim setengah – setengah. Menjadi fasilitas untuk menyerbarkan nilai budaya yang kurang baik. Seperti pacaran itu boleh, kalimat ‘Alhamdullilah – Subhannallah’ yang thoyyibah di samakan dengan kalimat ‘ciyus miapa’, ‘SWGTL : So What Gitu Loe’ dan pada konteks tulisan ini, memaklumkan bahwa berjilbab itu bebas modelnya, yang penting mecing. Biasanya, ibu – ibu selalu standby di depan TV, beberapa menit sebelum sinetron dimulai. Lantas para ibu sudah begitu, nah bagaimana dengan anak – anaknya. 

Mengenai kewajiban berjilbab bagi muslimah, tentu itu bersifat absolut sebagai kewajiban. Ketentuannya tidak bisa di ganggu gugat,  dan langsung diperintahkan melalui Firman - Nya :

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka (semasa mereka keluar). Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal (sebagai perempuan yang baik - baik), karena itu mereka tidak di ganggu. Dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Ahzab : 59)

Saya yakin para orang tua yang mengetahui bagaimana seharusnya berkehidupan dengan menjunjung tinggi nilai agama, menyuruh putri – putri nya berjilbab sesuai dengan aturan agama. Mengajarkan kepada putri – putrinya akan pentingnya menjaga kehormatannya dengan membalut perilakunya oleh aqidah yang baik dan kehormatan fisiknya dengan berjilbab secara syar’i.

Saya harap, semoga tulisan ini bisa menjadi himbauan yang membekas di hati dan perilaku, terutama kepada para muslimah. Sebagai sesama muslim tentunya wajib untuk saling mengingatkan. Tidak bisa berupaya dengan tindakan, maka dengan lisan. Tidak juga dengan lisan, maka dengan tulisan. Sulit juga dengan tulisan, maka dengan hati (turut mendoakan yang baik – baik). Hidup itu hanya persinggahan sementara, jangan sampai kain kafan menjadi jilbab pertama dan terakhir. 

Mari tetap berusaha melangkah di jalan Rahmatan lil alamin, dan teguh menjalankan tugas amar ma’ruf nahi munkar…  #Keep spirit for Istiqomah 
  1. betul lur, semoga menutup aurat (jilbab/hijab/kerudung/atau apapun namanya itu) bisa dipahami seutuhnya sebagai sebuah kewajiban bukan pilihan apalagi tren semata.

  1. . Says:

    Setuju pisan lur !

  1. THANK YOU FOR INFORMATION, Speak Your Mind

    krim pembesar pantat
    pelangsing badan herbal
    spray tahan lama
    obat pembesar penis
    obat penambah sperma
    obat pembesar payudara
    jual cialis
    perangsang wanita
    kianpi pil asli

    link bagi anda yang ingin cari alat bantu

    kondom getar
    vagina getar
    vagina senter
    vagina getar goyang
    celana pembesar
    alat pemanjang penis
    penis bendera
    penis isi air
    kapsul penggetar
    penis getar
    penis jumbo manual


Leave a Reply

"Man Jadda Wa Jadda"
-Arabian Quotes



"Knowledge Is Power"

-Francis Bacon


"Korupsi dipicu gaya hidup hedonis dan boros"


(Benar kan?).
-Eko Laksono

Arsip Blog